.
Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Hadits Tentang Berkata Baik

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Berkata Baik :
Ady Ibnu ra berkata: Rasulullah SAW bersabda :
”jagalah dirimu dari api neraka, walau hanya dengan
sedekah separuh biji kurma,
jika tidak bisa berbuat demikian,
maka berbuatlah baik walau hanya dengan kata-kata yang manis.”

Hadits Tentang Pemimpin

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Pemimpin :
ma’qil ibnu yasar berkata: “Rasulullah saw bersabda:
“Tiada seorang pun yang diminati oleh Allah untuk memimpin rakyatnya,
kemudian ia mati sebagai seorang koruptor,
maka pasti Allah akan mengharamkan baginya surga.”

Hadits Tentang Mencintai Sesama Muslim

 
 Hadits Rasulullah SAW tentang Mencintai Sesama Muslim :
Kata Anas ra : Nabi SAW bersabda :
“Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian, sapai ia mencintai saudaranya
sesama muslim, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Hadits Tentang Kesehatan

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Kesehatan :
“Ada dua kenikmatan yang dilalaikan oleh kebanyakan  orang,
yaitu kesehatan dan waktu kosong.”
(H.R. Bukhari)

Hadits Tentang Intropeksi Diri

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Intropeksi Diri :
Orang yang berakal adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya,
dan memperbanyak amalan untuk bekal mati
dan orang yang lemah adalah seorang yang mengikuti hawa nafsunya,
tetapi berkahayal pahala kepada Allah Ta’ala.
(H.R.Tirmidzi)

Hadits Tentang Ujian Hidup

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Ujian Hidup :
Dari Abu Said dan Abu Hurairah ra: nabi bersabda :
”Tidak seorang muslimpun yang tertimpa kesulitan,
sakit, kesusahan sampai pun hanya terkena duri,
melainkan hal itu akan menghapus dosa-dosanya.”

Hadits Tentang Kesabaran

 Hadits Rasulullah SAW tentang kesabaran :
Sungguh seorang mukmin amat menakjubkan, segala urusannya amat baik
baginya dan hal itu tidak terdapat kecuali hanya pada orang mukmin saja.
Jika mendapat kesenangan, maka ia bersyukur, tentunya
hal itu amat baik bagi dirinya. Jika mendapat kemalangan,
maka ia bersabar, tentunya hal itu amat baik baginya.
                                                                       (H.R. Muslim)

Hadits Tentang Taubat

 Hadits Rasulullah SAW tentang Taubat :
Semua anak adam itu berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat
kesalahan itu ialah orang-orang yang mau bertaubat.
(H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Andaikan kamu berbuat dosa sehingga dosamu mencapai langit,
kemudian kalian bertaubat niscaya Allah memberi ampunan kepadamu.
(H.R. Ibnu majah)

Hadits Tentang Dakwah


Hadits Rasulullah SAW tentang Dakwah :
Allah akan memberikan cahaya yang berkilauan pada seseorang yang telah
mendengar ajaranku, lalu disampaikannya kepada yang lain sebagaimana
yang didengarnya. Adakalanya orang yang disampaikan kepadanya
lebih mengerti daripada pendengar itu sendiri.
(H.R Ahmad)

Hadits Tentang Kaya Jiwa

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Kaya Jiwa :
Bukanlah yang dinamakan kaya karena banyak simpanan harta benda,
tetapi yang disebut kaya, adalah kaya diri (jiwa).
                                                    (H.R Bukhari dan Muslim)          

Hadits Tentang Bersedekah

 
Hadits Rasulullah SAW tentang Bersedekah / memberi :
bersedekahlah kamu karena sedekah itu sebagai penebusmu dari api neraka.
(H.R Thabrani)

Hadits Tentang Bersyukur


Hadits Rasulullah SAW tentang Bersyukur :
Barang siapa yang memperhatikan kepentingan saudaranya,
maka Alah akan memperhatikan kepentingannya.
Barangsiapa yang melapangkan suatu kesulitan sesama muslim,
maka Allah akan melapangkan satu kesulitan
dari beberapa kesulitan dihari kiamat.
Dan barangsiapa yang menutupi kejelekan orang lain
maka Allah akan menutupi kejelekannya dihari kiamat.
(H.R Bukhari dan Muslim)

Prestasi Sahabat Nabi


Khulafaurrasyidin memiliki pengertian orang-orang yang terpilih dan mendapat petunjuk menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat tetapi bukan sebagai nabi atau pun rasul. Khulafaurrasyidin berasal dari kata khalifah yang artinya pengganti dan Ar rasidin yang artinya orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Pedoman yang dijadikan pegangan untuk memimpin islam adalah Al-Quran dan Sunah Al-Hadist.
Setelah kekhalifahan khulafaur rasyidin berakhir maka sistem khalifah diganti sistem kerajaan islam oleh bani ummayah. Khulafaur Rasyidin memiliki empat / 4 khalifah, yaitu :
1. Abu Bakar Siddik
- Masa Pemerintahan : 11 - 13 Hijriah / 632 - 634 Masehi
- Abu bakar sidik adalah orang yang pertama kali memeluk islam di luar keluarga / rumah tangga Rasulullah.
- Prestasi Abu bakar sidik :
---> Memperluas daerah islam
---> Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
---> Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi
---> Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi mushaf
2. Umar Bin Khattab
- Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M
- Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun
- Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi
- Prestasi Umar bin Khatab
---> Perluasan daerah kekuasaan islam
---> Membangun pemerintahan islam
---> Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar
3. Utsman bin Affan
- Masa Pemerintahan : 23 - 35 H / 644 - 656 M
- Julukan : Dzunnurain Walhijratain = Memiliki dua cahaya dan dua kali hijrah ke Habsy dan Madinah.
- Prestasi Usman bin Afan :
---> Memperluas daerah kekuasaan islam
---> Membangun angkatan laut
---> Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran
4. Ali bin Abi Thalib
- Masa Pemerintahan : 36 - 41 H / 656 - 661 M
- Sebutan lainnya adalah Sayyidina Ali
- Saudara Sepupu Nabi Muhammad SAW
- Prestasi Ali bin Abi Tholib :
---> Membasmi pembangkang kekhalifahan
---> Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya

Subhanallah, Prestasi Muslim Inggris Diakui


LONDON--Penghar­gaan The British Muslim Award akan digelar. Penghargaan ini boleh dikatakan bersejarah karena untuk kali pertama digelar.

Penggagas BMA, Direktur Oceanic Consulting, Irfan Younis mengatakan penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap jasa atau prestasi Muslim Inggris.

"Kami memiliki sejumlah sosok inspiratif yang bangga menjadi Muslim dan Inggris. Ini pertama kalinya, prestasi mereka akan diakui oleh masyarakat," kata dia seperti dikutip The Daily Telegraph and Argus, Senin (28/1).

Younis mengatakan BMA mendapat respon yang luar biasa dalam masyarakat Inggris. "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada publik dengan respon yang fantastis. Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada semua finalis," kata dia.

Salah seorang finalis, Shaheen Kauser, seorang perawat di salah satu rumah sakit Inggris, mengaku sangat tersanjung ketika terpilih sebagai salah satu nominator. Kauser masuk nominasi untuk kategori kesehatan.

"Saya sangat senang karena bantuan yang saya berikan bermanfaat kepada pasien. Saya kira, mereka membutuhkan dorongan spiritual untuk cepat sembuh," ucap dia.

Kausar sendiri akan bersaing dengan Iman Abdul Jalil Sajid , Dewan Islam Brighton, Sheikh Bilal Khan dari Dome Penasehat, Iman Monawar Hussain dari Oxford Foundation dan Ajmal Masroor dari Barefoot Institute.

Di luar itu, kata dia, ada 21 kategori lain seperti Muslims in the Community, Arts & amp; Culture awareness, Sports Achievement, Young Achiever dan lainnya. Younis menjelaskan, penghargaan akan diberikan pada 29 Januari besok.

Berbeda dengan umat Islam di wilayah Eropa lainnya, Muslim Inggris termasuk aman dari berbagai kebijakan diskriminatif. Kendati demikian, berbagai gerakan penolakan muncul seiring dengan naiknya popularitas kelompok sayap kanan Eropa.

Banyak kalangan berpendapat, penolakan itu ditengarai karena pertumbuhan jumlah umat Islam di Inggris terus menunjukkan peningkatan. Bahkan, hasil sensus penduduk menunjukkan perkembangan agama Islam paling cepat di Inggris dan Wales.

Seperti dilansir Dailymail, prosentase peningkatan Muslim menjadi yang tertinggi berdasarkan data statistik dua negara itu. Sementara agama mayoritas Inggris, Kristen, justru mengalami penurunan sangat besar dalam sensus nasional negara tersebut.

Presentase peningkatan Umat Islam di negara kerajaan tersebut mencapai 1,8 persen. Sementara agama lain tak lebih dari 0,5 persen. Diantaranya Hindu 0,4 persen, Sikh 0,2 persen, Yahudi 0 persen, Buddha 0,1 persen dan agama lain 0,1 persen.

Proporsi Muslim pada sensus sebelumnya di tahun 2001 sebanyak 3 persen dari total penduduk Inggris dan Wales yang mencapai 56,1 juta jiwa. Dengan peningkatan tersebut, jumlah Muslimin hingga tahun 2011 mencapai 4,8 persen dari jumlah penduduk.

Jika dikalkulasi, di tahun 2011 jumlah Umat Islam mencapai 2,7 juta sementara satu dekade sebelumnya jumlah Muslimin baru bekisar 1,5 juta.Artinya, saat ini satu dari 20 orang di Inggris menganut agama Islam.

Pahlawan Islam – Abdurrahman al-Ghafiqi, Pahlawan Perang di Balath Syuhada

 


   Seorang sastrawan Inggris, Southy, menuliskan tentang pasukan Islam yang menyerbu daratan Eropa setelah menguasai Andlusia, dia berkata:
“Banyaknya pasukan tidak terhitung jumlahnya, ada yang dari suku Arab Barbar, Romawi, Persia, Qibti, Tartar,… semua berkumpul di bawah satu panji, disatukan oleh panglima yang agung. Kekuatannya tangguh, semangatnya bergelora seperti api dan rasa persaudaraannya begitu mengagumkan, tak membeda-bedakan sesama manusia.
Dalam jiwa Pemimpin dan yang dipimpin tertanam tekad yang bulat untuk berjuang. Mereka optimis akan kekuatannya yang tak terkalahkan, dan yakin bahwa pasukannya tak akan menemui kesulitan. Optimis, bahwa setiap langkah akan diikuti oleh kemenangan. Mereka terus maju dan maju hingga dunia Barat takluk pada dunia Timur, tertunduk menghormati nama Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Orang-orang dari kutub yang penuh dengan pegunungan es yang dingin membeku datang jauh-jauh untuk melaksanakan haji. Melintasi Sahara dengan kaki telanjang dengan penuh iman, berjalan di gurun pasir yang panas di Arab, berdiri di atas terjalnya bebatuan di Mekah.”
Memang, apa yang Anda katakan tak jauh dari kenyataan. Hayalanmu pun tidak pula meleset. Prajurit yang dipimpin oleh para mujahidin itu memang ingin membebaskan nenek moyang Anda dari kegelapan jahiliyah, seperti yang Anda sebutkan.
Ikut serta dalam pasukan tersebut orang-orang Arab yang perkasa. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membangkitkan mereka dan membimbingnya untuk mendatangi kalian dari Syam, Hijaz, Nejd, Yaman dan pelosok-pelosok Jazirah Arab, menggulung segala sesuatu laksana badai. Mereka disertai pula oleh orang-orang Barbar yang bangga akan keislamannya, yang turun dari pegunungan Atlas, menyapu bagaikan air bah. Juga orang-orang Persia, yang telah terlepas dari belenggu paganisme kaisar-kaisarnya dan masuk ke dalam agama tauhid, jalan yang lurus. Tak ketinggalan pula orang-orang Romawi, pembelot menurutmu, memang mereka membelot dari kezaliman dan kegelapan menuju cahaya terangnya langit dan bumi dan menerima hidayah menuju agama yang suci. Kemduian orang-orang Qibti, yang bebas dari perbudakan dan belenggu yang mencekik leher, beralih kepada kehidupan yang bebas merdeka di bawah panji Islam, kembali suci seperti saat dilahirkan ibunya.
Tepat sekali, memang pasukan pimpinan Abdurrahman al-Ghafiqi maupun para penghulunya daang untuk melepaskan nenek moyang kalian dari belenggu jahiliyah. Di antara mereka ada yang berkulit putih, hitam, Arab, dan Ajam (non Arab). Tapi mereka bersatu dalam Islam. Nikmat Allah menjadikan mereka bersaudara. Semangat mereka seperti yang engkau sebutkan adalah memasukkan orang-orang Eropa ke dalam agama Allah sebagaimana orang-orang di belahan bumi bagian Timur dan Afrika. Sehingga umat manusia seluruhnya tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, pencipta alam semesta.
Dengannya cahaya Islam akan menyinari dataran dan lembah kalian, mataharinya memancar di setiap rumah kalian dan keadilan tegak di antara rakyat dan penguasa kalian. Mereka bertekad mengorbankan nyawa mereka yang berharga untuk membimbing kalian ke jalan Allah dan menyelamatkan kalian dari api neraka.
Sekarang, marilah kita ikuti akhir perjalanan pasukan Islam dan panglimanya yang agung, Abdurrahman al-Ghafiqi.
Kabar tewasnya Utsman bin Abi Nus’ah dan nasib putrinya yang jelita, Minin, mengejutkan Duke Octania. Dia sadar bahwa genderang perang telah ditabuh. Cepat atau lambat singa Islam, Abdurrahman al-Ghafiqi akan menyerbu kapan saja, tak peduli siang atau malam.
Kaisar Duke Octania segera mempersiapkan diri untuk mempertahankan setiap jengkal wilayahnya. Hanya saja bayang-bayang buruk selalu menghantuinya. Dia khawatir akan menjadi tawanan kaum muslimin seperti putrinya yang kini dikirim ke Syam. Dia takut kepalanya dipenggal kemudian ditaruh di atas talam dan diarak keliling kota seperti Loderik, raja Andaluisia dahulu.
Dugaan Duke Octania tepat, tiba-tiba Abdurrahman al-Ghafiqi benar-benar datang bersama pasukan yang luar biasa besarnya, menyerbu dari Spanyol Utara bagai gelombang pasang dan turun ke wilayah Prancis Selatan dari pegunungan Pyrenees laksana air bah. Prajuritnya mencapai 100.000 orang dan setiap batalyonnya didampingi oleh prajurit-prajurit pilihan yang bertubuh tinggi besar.
Prajurit Islam masuk melalui kota Arles yang terletak di tepi sungai Rhone. Pertimbangannya adalah karena kota ini terikat perjanjian damai dengan muslimin dan telah menyetujui kewajiban membayar jizyah. Namun ternyata setelah gubernur as-Samah bin Malik al-Khaulani gugur di Toulouse dan kekuatan muslimin melemah, mereka melanggar perjanjian dan menolak membayar jizyah.
Kedatangan Abdurrahman al-Ghafiqi dan pasukannya di perbatasan Azil, disambut oleh pasukan besar yang disiapkan oleh Duke Octania untuk menghambat gerak maju pasukan Islam. Dua kekuatan berhadap. Perang besar tak terelakkan lagi.
Pasukan pertama yang dikerahkan Abdurrahman al-Ghafiqi adalah pasukan khusus yang lebih mencintai mati daripada kecintaan musuh terhadap kehidupan. Mereka berhasil menggoyahkan dan akhirnya memporak-porandakan barisan musuh. Pertempuran terus merambat ke dalam kota. Pedang-pedang berkelebat membabat kiri-kanan. Pasukan Islam mendapatkan hasil ghanimah di luar perhitungan.
Namun sayang, Duke Octania berhasil meloloskan diri dari medan beserta sisa-sisa pasukannya. Sehingga dia masih menyimpan potensi bersiap-siap menyongsong pertempuran selanjutnya, sebab dia sadar bahwa pertempuran di Arles baru awal dari suatu perang yang panjang.
Bersama pasukannya, Abdurrahman al-Ghafiqi menyeberangi sungai Garonne. Kemenangan demi kemenanganan mereka raih. Satu demi satu kota-kota Octania dapat direbut melalui pasukan kavalerinya, seperti daun-daun yang berugugran diterpa angin. Ghanimah makin menumpuk hingga mencapai jumlah yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
Duke Octania berusaha membendung pasukan Islam untuk kedua kalinya dengan mempersiapkan suatu pertempuran besar. Namun kali inipun kaum muslimin mampu mengatasinya. Mereka menghajar dan meluluhlantakkan pasukannya. Duke Octania kembali lolos meninggalkan para prajuritnya yang kocar-kacir. Banyak yang gugur, tidak sedikit yang tertawan dan ada pula yang lari dari medan perang.
Target serangan berikutnya adalah Bordeaux, kota terbesar di Prancis pada waktu itu sekaligus merupakan ibukota Octania. Perang untuk memperebutkan Bordeaux tak kalah serunya dengan peperangan-peperangan yang telah lalu. Sistem pertahanannya tentu lebih kokoh. Tapi dengan perjuangan yang tak kenal lelah, kota besar ini dapat direbut oleh pasukan muslimin seperti kota-kota lainnya. Para panglima musuh gugur sebagaimana teman-teman yang telah mendahului mereka.
Banyak sekali harta ghanimah yang diperoleh dalam perang ini. Tapi yang lebih penting adalah dengan jatuhnya Bordeaux merupakan kunci pembuka kota-kota penting Prancis lainnya, seperti Lyon, Besancon, dan Sens sehingga posisi pasukan Islam saat itu tinggal seratus mil saja dari Paris.
Dunia Eropa tersentak mendapati bahwa Prancis Selatan telah takluk di tangan Abdurrahman. al-Ghafiqi dalam waktu beberapa bulan saja. Mata dunia Barat terbuka akan bahaya besar yang menghadap di hadapan mereka.
Anjuran partisipasi menggaung di seluruh penjuru Eropa. Setiap orang, mampu atau tidak, diharapkan partisipasinya untuk membendung arus Timur yang deras itu. Bila tak mampu membendung dengan pedang, hendaknya menahan dengan dadanya. Bila senjata habis hendaknya jalanan ditutup dengan tubuh mereka. Eropa bangkit menyambut seruan itu. Orang-orang berdatangan dari segala penjuru dengan membawa apa saja yang bisa digunakan, batu-batu, kayu, duri, dan pedang. Mereka bersatu padu di bawah komando Karel Martel.
Dalam waktu yang bersamaan prajurit Islam telah tiba di Tours, kota Prancis yang padat penduduknya dan menyimpan bangunan-bangunan tua yang indah. Kota ini bangga dengan gereja-gereja besarnya yang terindah di seluruh Eropa dan berisi penuh kekayaan yang tak ternilai harganya.
Prajurit Islam mengepung melingkar layaknya kekang kuda yang melingkari leher kuda. Mereka siap berkorban nyawa untuk merebut kota ini. Dan benar, Tours jatuh di depan mata dan pendengaran Karel Martel.
Akhir bulan Sya’ban 104 H Abdurrahman al-Ghafiqi bersama pasukannya yang perkasa memasuki kota Poitiers. Mereka disambut oleh pasukan besar Eropa yang dipimpin oleh Karel Martel. Perang dahsyat antara kedua pasukan itu tidak hanya tercatat dalam sejarah Islam dan Barat saja, melainkan juga dalam sejarah umat manusia. Pertempuran tersebut dikenal dengan nama, “Balath Syuhada,” karena banyaknya prajurit Islam yang syahid.
Ketika itu pasukan Islam benar-benar dalam puncak kejayaan yang gemilang. Namun sayang, punggung mereka terlalu berat memikul hasil ghanimah yang melimpah ruah. Abdurrahman al-Ghafiqi menyaksikan itu dengan hati sedih dan khawatir. Beliau mengkhawatirkan kondisi pasukan. Bagaimana bisa tenang sementara hati dan pikiran para prajuritnya mulai beralih kpeada harta benda itu? Di saat-saat yang menentukan justru jiwa mereka terbagi, sebelah mata memandang musuh dan sebelah lagi melirik harta-harta ghanimah.
Ingin sekali Abdurrahman menganjurkan pasukannya untuk melepaskan diri dari ghanimah yang bertumpuk-tumpuk itu. Tapi dia sangsi apakah mereka bisa menerima keputusan itu dengan senang hati. Maka tak ada jalan lain kecuali beliau harus mengumpulkan seluruh ghanimah di dalam tenda-tenda yang difungsikan sebagai gudang. Lalu diletakkan di belakang markas sebelum perang berkobar.
Dua pasukan yang sama besarnya mengambil posisi berhadapan. Beberapa hari suasana terasa tegang. Diam dan penuh selidik, seperti dua gunung besar. Masing-masing mengukur kekuatan lawan dan berpikir seribu kali untuk memilih saat yang tepat untuk menyerang.
Waktu demi waktu berlalu, Abdurrahman al-Ghafiqi melihat bahwa semangat pasukannya mulai menyala. Seperti kemampuan mereka dapat diandalkan dan optimis untuk menang. Maka beliau memutuskan agar pasukan Islam lebih dahulu menyerang.
Abdurrahman al-Ghafiqi mulai menerobos pertahanan Barat dengan pasukannya laksana singa yang menerjang dengan ganas. Pihak Barat bertahan seperti benteng yang kokoh. Pertempuran berkecamuk sehari penuh dan belum terlihat tanda-tanda kemenangan pada salah satu pihak. Seandainya tak terhalang oleh gelapnya malam, niscaya mereka tak akan berhenti bertempur.
Memasuki hari kedua, pertempuran kembali berkobar. Prajurit-prajurit Islam menyerang dengan gagah berani dan tekad yang kuat, namun pertahanan Barat belum pula tergoyahkan.
Perang berlangsung hingga tujuh hari berturut-turut dengan dahsyat. Pada hari kedelapan, sedikit demi sedikit barisan musuh mulai terkoyak. Harapan menang pun mulai terbayang. Laksana semburat cahaya fajar di pagi hari. Namun dalam waktu yang sama, sekelompok prajurit Barat menyerang tempat penyimpanan harta ghanimah dan menguasai hampir seluruhnya dengan mudah. Melihat hal itu, pasukan Islam mulai goyah. Sebagian besar dari mereka mundur ke belakang untuk menyelamatkan harta ghanimah tersebut hingga merusak pertahanan barisan depan.
Dengan gigih Panglima besar Abdurrahman al-Ghafiqi berusaha mencegah para prajuritnya surut ke belakang, sambil terus menahan arus serangan dari depan dan menutupi celah-celah yang lemah. Dia bergerak cepat kesana-kemari dengan kudanya yang perkasa. Di saat itulah sebatang panah mengenai tubuhnya sehingga dia terjatuh dari kuda seperti seekor elang yang terjatuh dari puncak gunung. Maka terwujudlah syahid di medan perang yang didambakannya.
Akan halnya dengan pasukan Islam, melihat panglimanya gugur, mereka semakin berantakan, sedangkan musuh kian bersemangat merangsek ke depan. Tak ada yang mampu menghentikan keganasan mereka selain malam yang mulai merayap.
Pagi harinya Karel Martel mendapati pasukan Islam sudah mundur dari medan perang Pioitiers. Namun dia tak berani mengejar. Padahal seandainya dia mengejarnya pastilah dia akan berhasil menghancurkan kaum muslimin. Dia mengira bahwa gerak mundur pasukan Islam adalah disengaja untuk memancing mereka keluar medan terbuka. Ia mengira itu merupakan strategi baru muslimin yang direncanakan malam sebelumnya. Maka Karel Martel memilih untuk tetap di tempat dan merasa cukup dengan membendung kekuatan yang membahayakan itu, lalu menikmati kemenangan yang diraihnya.
Balath Syuhada menjadi peristiwa monumental dalam sejarah. Di hari itu kaum muslimin telah menyia-nyiakan kesempatan emas yang terbuka lebar, bahkan kehilangan seorang pemimpin besar dan pahlawan yang tangguh bernama Abdurrahman al-Ghafiqi. Peristiwa itu laksana ulangan tragedi Uhud yang memilukan.
Begitulah, semuanya telah menjadi sunnatullah terhadap hamba-hamba-Nya, tak ada yang kuasa merubah ataupun menggantinya.
Kabar kekalahan di Balath Syuhada menjadi tamparan yang menggoncangkan kaum muslimin di segenap pelosok. Duka dan pilu melanda setiap desa dan kota, memasuki setiap rumah Islam. Luka itu hingga kini masih terasa pedihnya, dan akan tetap diingat selagi masih ada seorang muslim yang ada di permukaan bumi ini. Tapi, jangan Anda sangka tragedi itu hanya menyedihkan kaum muslimin saja. Orang-orang Barat yang berakal sehat pun merasakan demikian. Bagi mereka, kemenangan nenek moyang mereka atas kaum muslimin di Poititers merupakan musibah besar bagi umat manusia, khususnya merugikan Eropa dalam mencapai kemajuan.
Sebagai bukti dari pendapat golongan ini, marilah kita simak komentar tentang kekalahan kaum muslimin di Balath Syuhada, oleh pemimpin redaksi majalah “Review Parlementer” yaitu Henry de Syambon, “Kalau saja bukan karena kemenangan pasukan Karel Martel atas pasukan Islam di Prancis, tentu negeri kita tidak perlu tenggelam dalam kegelapan kebodohan pada abad pertengahan. Tidak akan seburuk itu. Dan kita juga tidak perlu mengalami pembantaian besar-besaran yang didasari oleh fanatisme sekte-sekte agama. Benar, seandainya tidak karena kemenangan Barat pada waktu itu, Spanyol akan bisa hidup dalam kearifan Islam yang murni, selamat dari kekejaman badan-badan intelijen dan tidak terlambat menerima arus kemajuan sampai delapan abad. Meski ada perbedaan rasa dan pandangan tentang kemenangan itu, yang jelas kita benar-benar berhutang budi pada kaum muslimin akan kemajuan ilmu, seni dan budaya luhur yang mereka bawa. Kita harus mengakui bahwa kaum muslimin adalah teladan tentang kemanusiaan yang sempurna di saat kita dahulu masih menjadi manusia Barbar yang ganas.”

Ja’far ash-Shadiq Imam Ahlussunnah

Biografi Abu Bakar radiyallahu ‘anhu, Ash-Shiddiqul Akbar

Beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimy. Nasab beliau bertemu dengan nasabnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka’ab.

     Bapak beliau, Utsman bin Amir, akrab dipanggil Abu Quhafah. Ibu beliau adalah Ummul Khair yaitu Salma binti Shohr bin Amir. Berarti sang ibu adalah putrid pamannya (sepupu) bapak. Beliau dilahirkan dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah.
Di masa jahiliah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan mahir dalam berdagang. Hal ini diketahui oleh semua manusia sehingga beliau sering didatangi para pemuda Quraisy untuk diminta keterangan tentang ilmu pengetahuan, strategi berdagang, dan sopan santunnya. Selain itu, beliau juga termasuk salah satu dari ahli nasab Quraisy hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan,
“Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengetahui tentang nasab mereka.” (HR. Muslim, 2490)
Bahkan Abu Bakar tidak pernah meminum Khamer sampaipun di masa jahiliah. Tatkala beliau ditanya, beliau menjawab, “Aku adalah orang yang menjaga kehormatan dan menjaga muru’ah, siapa yang meminum Khamer maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan muru’ahnya.” (Lihat Tarikh Al-Khaulafa, 49)
Ketika cahaya Islam menerangi bumi Makkah dibawa oleh seorang Al-Amin (yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka Abu Bakar radiyallahu ‘anhu menyambut baik hidayah Islam, bahkan beliau adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan kaum laki-laki yang merdeka.
Sahabat Ammar bin Yasir bercerita, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  di Makkah dan tidakkah bersamanya kecuali lima orang budak, dua wanita, dan Abu Bakar.” (HR. Bukhari, 3857)
Setelah mengikrarkan keislamannya, Abu Bakar Radiyallahu ‘anhu mengajak sahabat-sahabatnya untuk masuk Islam, sehingga dengan sebab dakwahnya banyak para pemuda Makkah yang menyatakan keislamannya. Beliau pun banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan beliau pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak dapat mengalahkannya dalam berinfak. Selain itu, Abu Bakar radiyallahu ‘anhu memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua kecuali wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Aisyah radiyallahu ‘anha bercerita, “Abu Bakar pernah memerdekakan tujuh budak yang telah disiksa di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, di antara mereka adalah Bilal dan Amir bin Fuhairah.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 3/321)
Ahlus sunnah wal Jama’ah sepakat bahwa manusia terbaik setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para sahabat dan sebaik-baik sahabat adalah Abu Bakar dan Umar atas seluruh para sahabat.” (Kitabul I’tiqad, 192)
Berkata Al-Imam asy-Syafi’i, “Tidak ada seorang pun yang berselisih dari kalangan para sahabat dan tabi’in tentang keutamaan Abu Bakar dan Umar atas seluruh para sahabat.” (Kitabul I’tiqad, 192)
Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir, “(Orang yang) paling mulia di antara para sahabat bahkan paling mulia di antara seluruh makhluk setelah para Nabi adalah Abu Bakar, kemudian setelahnya Umar bin Khaththab, kemudian Utsman bin Affan, dan kemudian Ali bin Abi Thalib.” (Al-Ba’itsul Hatsis, 183)
Di antara hal yang menunjukkan kemuliaan Abu Bakar radiyallahu ‘anhu adalah peristiwa bersejarah yang telah dicatat oleh Alquran dan akan selalu dikenang oleh seluruh kaum muslimin hingga hari kiamat yaitu peristiwa besar hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kota Makkah ke kota Madinah. Orang-orang kafir Quraisy tidak begitu saja membiarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari kota Makkah dalam keadaan aman. Mereka telah menyiapkan pasukan berkuda untuk menyusul dan membawa kembali Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik hidup atau mati. Begitulah keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah beratnya safar panjang di bawah terik matahari, di atas kerikil panas padang pasir yang luas seakan lautan tak bertepi, ditambah lagi di belakang sana ada serambongan serigala padang pasir dengan bersenjata lengkap semakin mendekat.
Namun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sendiri. Beliau ditemani oleh Sahabat setianya yang selalu berbagi baik dalam suka dan duka, dialah Abu Bakar Ash-Shiddiq radiyallahu ‘anhu, manusia pertama yang beriman dan membenarkan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga akhirnya keduanya dapat berlindung di sebuah gua menyelamatkan diri dari kejaran musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan peristiwa besar tersebut di dalam firman-Nya,
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Alah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad).” (Q.S. At-Taubah, 40)
Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sahabat Abu Bakar telah menceritakan kepadaku, beliau (Abu Bakar) mengatakan, ‘Aku melihat ke arah kaki-kaki kaum musyirikin yang berada tepat di atas kami, sedangkan kami berada di dalam gua, maka aku katakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seandainya salah satu di antara mereka mau melihat ke arah kakinya maka pasti mereka di bawah kaki-kaki mereka. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memenangkan beliau seraya mengatakan,
“Wahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah yang ketiga dari kita berdua.” (HR. Bukhari, 4386 dan Muslim, 2381)
Beliau adalah shiddiqul akbar yaitu seorang yang selalu membenarkan berita yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam semustahil apa pun menurut manusia. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah bukti nyata bahwa beliau adalah shiddiqul akbar. Tatkala manusia datang beramai-ramai sambil mengolok-olok Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena ceritanya tersebut, tetapi apa yang diucapkan oleh sahabat Abu Bakar? Beliau justru mengatakan, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengatakan hal itu, maka sungguh dia telah benar.”
Karena itu, tidak berlebihan bila beliau di sebut sebagai Ash-Shiddiq. Bahkan yang menggelari beliau Ash-Shiddiq adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke Gunung Uhud dan bersama beliau ada Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Maka Uhud bergetar, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memenangkannya seraya mengatakan,
“Tenang wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (HR. Bukhari, 3472)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Az-Zumar, 33)
Al-Imam Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Muhammad dan Abu Bakar. (Jami’ul Bayan, 24/3)
Abu Bakar radiyallahu ‘anhu adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat berhati-hati dalam hal makanan. Aisyah radiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa suatu waktu Abu Bakar memiliki seorang budak yang setiap harinya budak tersebut memberi beliau hasil usaha kesehariannya. Abu Bakar pun memakan dari hasil usaha budaknya tersebut. Suatu hari budak tersebut membawa makanan dan Abu Bakar memakan sebagian dari makanan tersebut. Lantas budak tersebut mengatakan kepadanya, “Wahai tuanku, tahukan Anda dari mana makanan ini?” Abu Bakar menjawab, “Dari mana engkau dapat makanan ini?” Budak itu menjawab, “Dahulu saya pernah berlagak seperti orang pintar (dukun) kepada seseorang, padahal saya sama sekali tidak tahu tentang ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya dan ia memberikan upah kepadaku, termasuk apa yang engkau makan tadi.” Mendengar hal itu Abu Bakar Radiyallahu ‘anhu langsung memasukkan jari ke mulutnya dan memuntahkan semua makanan yang tadi ia makan. (HR. Bukhari, 3629)
Zaid bin Arqam radiyallahu ‘anhu bercerita, “Salah satu budak Abu Bakar radiyallahu ‘anhu pernah melakukan ghulul dan darinya ia membawa makanan kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar selesai makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku tentang setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak bertanya terlebih dahulu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Yang menyebabkan hal itu tidak lain adalah karena rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau membunuhku.’ Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke mulut dan berusaha memuntahkan setiap suapan makanan yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya makanan itu tidak dapat keluar kecuali dengan air.’ Maka beliau meminta segelas air lalu meminumnya dan memuntahkannya hingga keluar semua makanan yang tadi beliau makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya karena ingin memuntahkan makanan yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali bila harus bersama jiwaku maka akan aku lakukan’.” (Lihat Shafwatush Shafwah 1/252, Hilyatul Auliya 1/31)
Allahu Akbar, wahai Shiddiq Umar ini, sungguh inilah sikap wara’ yang sangat tinggi, yang hampir-hampir tidak dijumpai lagi di zaman akhir seperti zaman ini. Inilah ketaqwaan. Inilah keimanan. Aku bersaksi bahwa engkau adalah orang yang termulia setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka hendaklah bertakwa kepada Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam orang-orang yang selalu memakan harta yang haram baik siang maupun malam, hingga jasadnya dan jasad anak-anaknya tumbuh dari hasil yang haram.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati para wanita salaf, di mana tatkala sang suami akan keluar ke pasar, ia memegang pundaknya seraya berpesan, “Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari apa yang engkau berikan kepada kami. Jangan engkau berikan kepada kami barang yang haram. Sesungguhnya kami dapat bersabar dari beratnya rasa lapar, tetapi kami tidak dapat bersabar dari panasnya api neraka Jahannam.”!!!

Mutiara faidah dari kisah Abu Bakar Ash-Shidiq

Demikianlah perjalanan hidup manusia terbaik setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Darinya kita dapat memetik teladan yang sangat banyak, di antaranya,
  1. Seorang muslim hendaklah berhias dengan akhlak yang mulia dan meninggalkan perkara-perkara yang dapat menghilangkan kemuliaan dan muru’ah-nya.
  2. Anjuran untuk berinfak dan bersedekah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harta yang diinfakkan dan disedekahkan oleh seseorang itulah harta yang akan bermanfaat baginya.
  3. Merupakan adab dan kewajiban seorang mukmin adalah membenarkan semua kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau tidak berbicara melainkan dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  4. Sesama muslim adalah bersaudara, hendaklah mereka saling ta’awun ‘alal birri wat taqwa (tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa), saling meringankan beban saudaranya sesuai dengan kadar yang ia mampu.
  5. Wara’ dari memakan barang yang haram adalah sifat khusus seorang muslim, karena jasad yang tumbuh dari harta yang haram maka nerakalah tempat yang pantas untuknya. Hampir-hampir sifat wara’ ini hilang dari diri kaum muslimin kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yordania menuntut pejajah "Israel" membersihkan Masjid Al-Aqsa dari kamera pengintai




Juru bicara resmi pemerintah Yordania, Mohamed Momani, telah menuntut penjajah “Israel” untuk menyingkirkan kamera-kamera CCTV yang dipasang di Masjid Al-Aqsa, lansir MEMO pada Rabu (18/12/2013).
Otoritas penjajah “Israel” telah memasang sejumlah kamera pengintai pada Ahad (8/12) lalu untuk memantau jamaah dan petugas wakaf yang dipercaya mengurus masjid Umat Islam tersebut.

Sistem pengintaian penjajah “Israel” itu juga mengintai jamaah perempuan yang melakukan shalat di Masjid Kubah Batu. Sementara ekstrimis Yahudi “Israel” melakukan serangan yang semakin provokatif terhadap Masjid Al-Aqsa setiap hari.
Menurut kantor berita Petra Yordania Momani mengatakan, “Yordan tidak terima ‘Israel’ mendirikan sebuah kantor polisi di dalam kompleks [masjid]. Ini adalah pelanggaran militer yang mencolok terhadap kebebasan jamaah sebagaimana campur tangan dalam urusan wakaf Islam Yordania.”

Yordan merupakan pemelihara dan penjaga resmi tempat suci Kaum Muslimin di Al-Quds tersebut.
Momani menyeru kepada pemerintah penjajah “Israel” untuk menyingkirkan semua kamera, bahkan semua yang terpasang sejak tahun 2011 di Gerbang Al-Magharbeh, serta untuk membongkar kantor polisi di dalam kompleks masjid tersebut.

Juru bicara tersebut juga menegaskan bahwa, “Yordan tidak akan menghentikan upaya untuk mencegah ‘Israel’ memberlakukan status quo baru di Yerusalem (Al-Quds).”
Dia menunjukkan bahwa langkah-langkah penjajah “Israel” terhadap Masjid Al-Aqsa merupakan pelanggaran hukum dan konvensi hak asasi manusia internasional. Selain itu, dia mengatakan bahwa pelanggaran ini mengancam keamanan masjid.

5 Strategi dan taktik penyebaran aliran Syi'ah di Indonesia, WASPADALAH ! oleh Munarman, SH



  Perkembangan aliran Syiah di Indonesia mengalami akselerasi yang luar biasa sejak meletusnya Revolusi Iran menumbangkan Rezim Syah Iran Reza Pahlevi, sekitar 1970. Pada masa itu, banyak kalangan muda, baik dari kalangan pondok pesantren maupun kalangan perguruan tinggi terkagum kagum dengan revolusi tersebut.

  Titik pusat kekaguman tersebut adalah karena revolusi yang berhasil menumbangkan rezim zhalim dan antek Amerika sekaligus antek zionis Israel. Sehingga image yang dihasilkan dari revolusi Iran tersebut, adalah menjadi ikon bagi kalangan muda untuk menentang hegemoni Amerika dan Israel yang sangat kuat di dunia Islam. Image dan citra sebagai penentang Amrika dan Israel tersebut terus dipropagandakan secara sistematis sebagai pintu masuk penyebaran aliran syiah di Indonesia.

Lima tahapan aliran Syiah dalam menyebarkan ajarannya adalah sebagai berikut, yaitu:
Pertama, membangun keyakinan bahwa Iran dan “Hizbullah” Lebanon-lah pihak satu-satunya yang melawan Amerika dan Zionis. Taktik ini menjadi pintu utama bagi kalangan Syiah dalam mempengaruhi anak muda yang memiliki semangat perlawanan terhadap hegemoni Amerika dan Israel di dun ia saat ini. Dengan slogan slogan anti Amerika dan anti Israel ini, anak anak muda yang hanya bermodalkan semangat perlawanan tanpa memperhatikan aspek akidah, akan hanyut terbawa.
Kedua, mengeksploitasi peristiwa Karbala dengan bersikap ghulu (berlebih-lebihan) untuk menarik simpati kalangan awam agar membenarkan kelompok Syiah.
Ketiga, mengedepankan penggunaan akal, logika dan nalar serta argumen bersifat politik dalam beragama, terutama dalam meriwayatkan pemerintahan era Muawiyah.
Keempat, menggiatkan “Studi Kritis” terhadap hadits-hadits Ahlus Sunnah, khususnya Bukhari dan Muslim, bahkan hingga riwayat sejumlah shahabat, teristimewanya Abu Hurairah RA, dengan berbasiskan logika dan nalar politik.
Kelima, mencela istri-istri Rasulullah SAW dan para sahabat seperti Abu Bakar RA, Umar bin Al-Khaththab RA dan Ustman bin Affan RA.
Dua Kubu besar kelompok Syiah di Indonesia :
  • Kubu pertama adalah LKAB (Lembaga komunikasi Ahlul Bait) yang merupakan wadah para alumni al Qum.
Kubu ini dimotori oleh ICC Jakarta yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Republik Islam Iran (RII).  LKAB membawai Yayasan Al Munthazar, Fathimah Aqilah, Ar Radiyah, Mulla Sadra, An Naqi, Al Kubra, Al Washilah, MT Ar Riyahi dan gerakan dakwah Al Husainy. LKAB berkantor di Jl Bintaro KODAM Grand Bintaro Jaksel.
  • Kubu kedua  dipegang oleh IJABI.
Dalam kubu ini metode taqiyah kurang disenangi. Sebaliknya, IJABI tampak lebih pluralis. Hal ini terlihat dari beberapa tokoh Sunni yang menjadi  pengikut IJABI.  Kiblat IJABI, bukanlah ke Iran, melainkan  Marja Lebanon di bawah pimpinan Ayatollah Sayyed Mohammad Hussein Fadlallah. Tokoh utama di Indonesia adalah Dr Jalaluddin Rahmat.
Islam Mosque 2
free gif maker
Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Islam Mania - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger